53 Pantun Cinta Bahasan Indonesia


 53 pantun Bahasa Indonesia





Panjang ekor ikan pari,
walau panjang tak berduri. 
Jalan-jalan sore hari,
melepas penat damaikan diri. 



Baju putih ujungnya berenda,
amat anggun dipakai dara.
Hujan turun baru reda,
amat segar hirup udara.

Bersorak anak hore hore,
mendapat buah salak pondoh. 
Jalan-jalan sore sore,
siapa tahu bertemu jodoh. 

Sudah lama ke pohon randu,
pohon randu banyak buahnya.
Sudah lama hati rindu,
menemukan belahan jiwa.

Harum wanginya bunga selasih,
tersiram hujan daunnya basah. 
Belahan jiwa curahan kasih,
tempat tenangkan resah gelisah. 

Bila senja berwarna merah,
waktu magrib dekat tandanya.
Bila kasih sayang tercurah,
hati inipun akan bahagia.

Naik tinggi pakai tangga,
siapa yang ingin jadi pertama.
Tiada kusangka tiada kuduga,
bertemu dengan kekasih lama. 

Pulang pagi karena ronda,
sangat mengantuk kedua mata.
Sekarang dia sudah janda,
tapi wajahnya masih cantik jelita.

Mentari hampir terbenam,
cahayanya tak lagi memuai. 
Kasih diberi sayang ditanam,
cinta sejati kan dituai. 

Membuat bolu pakai loyang,
loyang ditaruh dihangatkan. 
Puaskan diri menanam sayang,
bahagia pula yang kita dapatkan. 

Rambut ikal jatuh tersurai,
duduk sendiri di atas bangku. 
Cinta kasih harus terurai,
lewat tutur dan tingkah laku. 

Kayu jati untuk papan,
memakunya sangat segan. 
Tutur kata sangat sopan,
orang lainpun pasti segan. 

Jangan suka meniru Barat,
ikuti petunjuk dari syariat. 
Jangan suka mengumbar aurat,
kekasih hatipun pasti hormat. 

Taruh kembali pisau belati,
karena tajam seperti duri. 
Cinta kasih ada di hati,
biarlah tumbuh dan berseri. 

Pandawa lima dan Kurawa,
mereka masih bersaudara.
Kasih sayang terbit di jiwa,
bila berjuang bersama-sama. 

Tuan bangsawan anak priyayi,
membaca buku pakai lentera. 
Saling menghormati menghargai,
rumah tangga rukun sejahtera. 

Untuk apa mawar berduri,
kalau akhirnya merobek sari. 
Untuk apa menang sendiri,
kalau akhirnya seorang diri. 

Dunia ini tempat cabaran,
banyak pula kesengsaraan. 
Hubungan cinta perlu kesabaran,
jauhlah diri dari pertengkaran. 

Putih putih bunga melati,
bunga melur idaman hati. 
Bukanlah cinta yang sejati,
bila kekasihmu tersakiti. 

Anak gabus pandai berenang,
dari tengah menuju tepi.
Hati pasti merasa tenang,
bila cintamu cinta sejati.

Sarapan pagi minum susu,
satu kerat nasi ketan. 
Cinta sejati bukan hawa nafsu,
cinta yang mencari keridhaan Tuhan. 

Hindarkan diri berbangga-bangga,
takut nanti jadi melarat.
Bawalah kekasihmu ke telaga,
telaga bahagia dunia akhirat.

Sembilu tajam untuk menyayat,
daging sapi dikerat-kerat. 
Jauhilah olehmu segala maksiat,
menjadi siksa di akhirat. 

Tepung kanji untuk campuran,
ambil saja satu genggaman.
Ikutilah tuntunan Quran,
sabda Nabi sebagai pegangan.

Arjuna satria pandai memanah,
dari negeri antah berantah. 
Agar rumah tangga sakinah,
taat pada apa yang diperintah.

Penduduk surga punya kemah,
dari permata yang sangat indah.
Perintah Allah memiliki hikmah,
mengikutinya mendapat berkah.

Jarum emas di dalam peti,
hilang satu di taman melati. 
Kasih sayang yang sejati,
membawamu bahagia hingga nanti. 

Langit biru amat luasnya,
tinggi tak tercapai oleh tangga.
Bukan hanya di dunia,
orang iman cintanya hingga surga

Sholat tahajud sebagai tambahan,
mengerjakannya dengan senang.
Siapa yang dekat kepada Tuhan,
hidup bahagia hatinya tenang.

Pak tani sedang menggarap lahan,
tatapannya jauh menerawang. 
Siapa yang mencintai Tuhan,
hatinya diisi dengan kasih sayang.

Kuda berlari kaki berderap,
suara terdengar semakin dekat.
Kepada Allah jua kita berharap,
semoga cinta membawa rahmat.

Banyak orang mengejar harta,
nasib buruk pula yang diterima. 
Cinta sejati membawa kita,
menuju surga bersama-sama. 

Ke Kota Kendari memungut udang
Udang sebakul hilang di kota
Di setiap mimpi, dirimu datang
Mungkinkah aku t’lah jatuh cinta

Setumpuk kertas digulung ombak
Kertas pun lenyap diterjang perahu
Walaupun nafas di ujung tombak
Takkan menyerah dapatkan cintamu

Tangguh gagah para tentara
Sebatang pipa dibongkar pemburu
Sungguh indah terasa dunia
Diguncang gempa gelora cintamu

Bila dingin sedang mengusik
Sepuluh kota diterjang salju
Jika angin bisa berbisik
Ku suruh ia, katakan “I Miss You”

Si Buaya darat berkata merdu
Si buaya air hanya membisu
Sungguh berat rasanya rindu
Waktu sehari terasa seminggu

Rakit biasa ternyata karam
Batal berlabuh hilang kemana
Sulit terasa mata terpejam
Ingat senyummu nan jauh disana

Sebatang bakau ditancap paku
Serdadu India dendangkan lagu
Tidakkah engkau lihat mataku
Seribu cinta sedang menunggu

Lulur Jawa dibawa Sinta
Simpan di saku di bawah kereta
Malu rasanya katakan cinta
Insan sepertiku hanyalah nista

Si mulut kerbau mau berkicau
Berkata dendam memegang bahu
Hatiku galau hatiku kacau
Cinta terpendam tiada yang tahu

Pasa baru ada di kota
Pergi belanja bawa uang saku
Bila kamu dikejar cinta
Sembunyi saja di dalam hatiku

Bunga disiram takkan layu
Slalu berbunga tanpa jemu
Jangan takut kehilanganku
Aku takkan pergi dari sisimu

Makan jagung di pinggir jalan
Bersama kakak membeli jajan
Ketika cinta dipertahankan
Semua tampak makin menyenangkan

Jalan-jalan di kota Paris
Lihat gedung berbaris-baris
Biar pun mati di ujung keris
Asal dapat adinda yang manis

Banyak orang meminum jamu
Jamu diminum bersama jambu
Aku takut kehilangan kamu
Karena aku amat mencintaimu

Nembak itik langsung kena
Itik terkapar di atas tikar
Kamu cantik, siapa yang punya
Hati menggelepar cinta bergetar

Seribu satu pahon beringin
Hanya satu si pohon randu
Seribu malam terasa dingin
Hanya wajahmu yang aku rindu

Ayam goreng setengah mateng
Belinya di depan tugu
Abang sayang, abangku ganteng
Neng di sini setia menunggu

Burung lugu burung cendrawasih
Makan duku di atas selasih
Jangan ragu, percayalah kasih
Cinta suciku takkan tersisih

Jangan pernah main di selokan
Bajunya kotor ditertawakan
Jangan pernah engkau ragukan
Janji setia yang aku ikrarkan

Tepi kolam menanam kencur
Daun tomat dicampur jamu
Tiap malam ku susah tidur
Selalu ingat indah senyummu



Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel